Lauren Sanchez Diduga Botox & Filler, Bagaimana Nasibnya Saat di Luar Angkasa?

Jakarta – manut88 login Lauren Sanchez, tunangan pendiri Amazon sekaligus pemilik perusahaan antariksa Blue Origin, Jeff Bezos, baru saja mencatat sejarah di dunia antariksa. Bersama lima orang lainnya, termasuk penyanyi Katy Perry dan pembawa acara CBS Mornings Gayle King, dia menjadi bagian dari penerbangan luar angkasa pertama yang semua krunya wanita.
Menariknya, seluruh kru yang menumpang roket New Shepard milik Blue Origin tersebut naik ke luar angkasa tampil glamor dengan riasan wajah lengkap. Dalam perjalanan berdurasi 11 menit yang menembus langit Texas, keenam wanita tersebut sempat merasakan gravitasi nol sebelum kembali ke Bumi.

Di balik hebohnya berita tentang penerbangan luar angkasa bersejarah ini, ada satu hal yang tak kalah menarik perhatian publik. Bagaimana efeknya jika seseorang yang pernah melakukan prosedur estetika seperti suntik filler, Botox, atau bahkan implan payudara, naik ke luar angkasa?

Pembahasan ini muncul karena Lauren Sanchez diduga pernah menjalani berbagai prosedur kecantikan. Wanita 55 tahun ini disebut melakukan implan payudara, suntik Botox, filler bibir, hingga facelift, meskipun dia sendiri tidak pernah mengonfirmasi kabar tersebut.

Hal ini pun membuka diskusi hangat tentang bagaimana tubuh manusia -terutama yang sudah mengalami modifikasi estetika- bereaksi terhadap kondisi ekstrem luar angkasa.

Menurut Dr. Stanton Gerson, peneliti yang mempelajari dampak luar angkasa pada sel manusia, peluncuran roket bisa memberikan tekanan ekstrem yang berisiko memengaruhi struktur tubuh.

“Saat roket meluncur, kecepatannya bisa mencapai sekitar 9.600 km/jam. Itu bisa menimbulkan gaya geser yang memungkinkan sesuatu di dalam tubuh bergeser,” jelasnya, seperti dikutip dari New York Post.

Gaya geser adalah gaya yang dapat menyebabkan bagian-bagian dalam tubuh tergeser, termasuk implan atau bahan asing lain yang ditanamkan di bawah kulit. Hal ini bisa terjadi ketika dua bagian dari suatu material terdorong untuk bergeser satu sama lain.

Dalam konteks estetika, ini bisa berdampak pada bahan implan seperti silikon payudara atau filler bibir. Studi dari Yale University pada 2013 menemukan bahwa wanita dengan implan payudara bisa merasakan ketidaknyamanan saat terbang di ketinggian, akibat terbentuknya gas di sekitar implan.

Selai itu perubahan tekanan udara dapat memicu rasa sesak atau kencang pada area dada. Namun dengan semakin majunya teknologi, implan modern yang menggunakan gel kohesif dan lapisan luar yang lebih kuat dinilai jauh lebih tahan terhadap efek tersebut.

Bagaimana dengan Botox dan Filler?

Dalam kondisi tanpa gravitasi, cairan tubuh cenderung berpindah ke bagian atas tubuh, termasuk wajah. Ini bisa menyebabkan wajah terlihat lebih bengkak dan memengaruhi tampilan filler atau Botox sementara waktu.

Namun, para ahli menilai tidak akan ada perubahan besar, apalagi jika penerbangannya hanya sebentar.

“Filler umumnya terbuat dari asam hialuronat yang sifatnya stabil dan menyatu dengan jaringan kulit,” jelas Dr. Giselle Prado-Wright, dokter estetika sekaligus direktur medis Exert BodySculpt yang berbasis di Florida, AS.

“Filler dirancang untuk menyatu alami dengan jaringan tubuh. Setelah menyatu, mereka akan bergerak dan bertindak seperti jaringan lunak biasa,” tambahnya.

Menurutnya, astronaut yang pernah ke luar angkasa sebelumnya juga tidak menunjukkan adanya perubahan struktur wajah setelah kembali ke Bumi. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *